Daurah Syaikh Khalid Adz Dzafiry di Masjid Agung Manunggal Bantul 23-24 Juni 2012
Assalaamu ‘alaykum Warahmatullaah Wabarakaatuh
Assalaamu ‘alaykum Warahmatullaah Wabarakaatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah, salawat serta salam keharibaan rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, kepada segenap kelarga,para sahabat beliau, dan setiap orang-orang yang mengikuti petunjuknya.
Amma ba’du
Kita ingin mengkaji bersama beberapa hukum terkait permasalahan puasa. terkhusus karena sebab semakin dekatnya bulan ramadlan semoga Allah pula menyampaikan kita dibulan yang mulia ini. Semoga Allah menerima dari kita, puasanya, serta sholat kita padanya.
Bulan ramadlan dan puasa ramadlan merupakan musim terbesar, musim kebaikan terbesar dimana turun padanya banyak barakah dan banyak rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Dan tentang keutamaan-keutamaan ramadlan dan puasanya tersebutkan dalam beberapa dalil. Antara lain dari sabda-sabda rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam di dalam sunnah:
Ashshaumu junnah
Beliau sebutkan bahwa puasa itu perisai yaitu melindungi seseorang dari neraka
Demikian pula yang beliau sabdakan
man shaama yauman fii sabilillah ba’adallahu baynahu wa baynannaar sab’iina khaliifa
Barang siapa yang puasa sehari di jalan Allah, maka akan Allah jauhkan dia dari neraka sejauh 70 tahun perjalanan
Demikian pula yang beliau sabdakan
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang puasa ramadlan karena mengimani kewajibannya dan dia mengharap pahalanya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Rasulullah pun shallallahu 'alayhi wa sallam sabdakan: Dan puasa ramadlan hingga puasa ramadlan berikutnya menghapuskan dosa-dosa diantara keduanya
Demikian pula dalam hadits qudsi, rasulullah riwayatkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
Puasa itu untukku dan aku sendiri yang akan membalasnya Dimana yang puasa meninggalkan syahwatnya, meninggalkan makannya untukku, karena aku. Bagi yang berpuasa dia memiliki dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiannya ketika dia kelak berjumpa dengan Rabbnya. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa, yaitu bau yang kurang enak di mata manusia, di sisi Allah jauh lebih harum dari aroma minyak misik.
Di Dalam hadits pula rasulullah sebutkan
Idzaa dakhala ramadlan futtihat abwaabal jannah waghulliqat abwaaban niraan ...
Jika masuk bulan ramadlan maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibelenggu para syaithan dan diserukan di bulan ramadlan itu wahai orang yang menginginkan kebaikan, lakukanlah kebaikan itu dan wahai orang yang hendak melakukan kejelekan, tahan dirimu dari kejelekan. Dan di setiap malam Allah memerdekakan hambaNya dari api neraka.
Ini beberapa cuplikan dari hadits-hadits rasul shallallahu 'alayhi wa sallam tentang keutamaan ramadlan maka seyogyanya kita pun mempersiapkan persiapan yang matang untuk menyambut bulan yang mulia ini dan persiapan kita adalah dalam bentuk kita mempelajari beberapa hukum-hukum tentang puasa, dan mempelajari keutamaan-keutamaannya. Mempersiapkan jiwa dan diri kita untuk melakukan ketaatan dan amalan shalih. Untuk bertaubat kembali kepada Allah untuk meninggalkan dari dosa dan kemaksiatan kepadaNya.
Berkata imam As Sa’di rahimahullahu
ta’ala dalam kitab beliau manhajus salikin wa taufihil fiqhi fid diin, yang ini
merupakan termasuk kitab fiqih yang ringkas dan termasuk yang terbaik. Beliau
sebutkan kitabu shiyam (kitab puasa). Dalil tetang kewajibannya adalah firman
Allah subhanahu wa ta'ala
Wahai orang-orang yang beriman
diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang
sebelum kalian.
Ayat didalam surat Al Baqarah ini menunjukan kepada kita
bahwa puasa adalah termasuk rukun-rukun islam. Dan dalil yang menjelaskan bahwa
puasa termasuk rukun islam sangatlah banyak sebagaimana tersebutkan dalam
hadits Jibril yang masyhur, dimana beliau bertanya kepada rasulullah shallallahu
'alayhi wa sallam guna mengajari umat ini. Salah satu yang beliau tanyakan kepada
rasulullah tentang islam, maka beliaupun menjawab, salah satu jawaban beliau
tentang Islam adalah puasa ramadlan , demikian pula dalam hadits Abdullah ibnu
umar radliyallahu ‘anhuma:
Buniyal Islamu ‘alal khams
Islam itu didirikan di atas lima
perkara (lima rukun) yang salah satunya beliau sebutkan adalah puasa ramadlan.
Puasa ramadlan ini diwajibkan di tahun kedua hijriyah, dan awal kewajibannya
yaitu di atas pilhan siapa yang puasa boleh dan yang tidak pun diperbolehkan. Sebagaimana
Allah subhanahu wa ta'ala sebutkan di dalam ayat:
Dan barangsiapa bagi mereka yang
keberatan menjalaninya maka dia boleh tidak puasa dan membayar fidyah, memberi
makan seorang miskin. barangsiapa yang melakukan kebaikan maka itu lebih baik
baginya dan jika kalian berpuasa itu lebih baik bagi kalian.
Ayat ini menunjukan bahwa di awal
islam, puasa itu ‘ala tahyir, diberi pilihan bagi siapa yang mau melakukan ataupun
meninggalkannya. Namun kemudian, ini telah mansukh dihapus hukumnya oleh ayat
yang Allah sebutkan, barangsiapa dari kalian yang menyaksikan bulan ramadlan, dia
ada padanya maka hendaklah dia berpuasa. Demikian disebutkan dari Abdullah bin umar
dan salamah ibnul akwa radliyallaahu 'anhum sebagaimana di dalam shahih bukhari
dan muslim. Tetapi sahabat lain, ibnu abbas radliyallaahu 'anhuma beliau
berpendapat bahwa ayat tahyir yang tadi menyebutkan tentang pilihan, tetap pada
hukumnya yaitu beliau sebutkan bagi orang yang lanjut usia, tua, dan dia tidak
mampu untuk melakukan puasa atau demikian pula yang tidak mampu berpuasa
seperti wanita yang sedang hamil atau seorang ibu yang sedang menyusui, maka
mereka yang beliau sebutkan ini boleh tidak berpuasa dan membayar gantinya
dengan memberi makan pada setiap harinya seorang miskin.
This is the precise weblog for anybody who needs to seek out out about this topic. You notice so much its almost arduous to argue with you. You positively put a brand new spin on a subject that's been written about for years. Nice stuff, simply nice!
ReplyDelete